Syukuri Apa

Baru bulan ke dua di tahun 2022, tapi sudah dua kali pula saya masuk dan di rawat di rumah sakit. Keduanya lima hari. Di sebuah kamar yang sama, yang luasnya mungkin empat atau lima kali ukuran rata-rata kamar kontrakan di Jakarta.

Di kamar rawat itu lah silih berganti dokter dan perawat memberikan jasanya untuk kembali mensehatkan saya. Obat, operasi, hingga fisioterapi saya jalani.

Ketika ada teman yang bertanya, tak jarang di antara mereka ada yang bersuara agar saya mencari pilihan lain saja. Tapi entahlah, saya menurut saja apa yang dokter pinta. Toh saya tidak perlu pusing tentang biaya.

Ya saya tak tersirat khawatir akan biaya.

Yang ada di kepala hanya kesembuhan belakan.

Tak khawatir perihal keluarga. Tak terbeban lepas dari kerja.

Menikmati saja dirawat di sebuah kamar bertahta, sambil santai menonton berita.

Berita sore itu, seorang perempuah paruh baya yang tertangkap hendak asusila. Menjaja diri mengumpulkan uang sejuta untuk menebus biaya ijazah anak tercinta.

Kelu, saya tak tahu harus berbuat apa.

Author: Beni Suryadi

Laki-laki, Islam, Minang, Indonesia. Seorang bapak, seorang suami yang berbahagia. Sesekali senang menulis tentang diri dan kehidupan.

Leave a comment